Genre : Romance, Yaoi
(?), Fantasy
Rating : PG-15
Casts :
Lee Taemin as Lee Taemin/Lee Taerin
Choi Minho as Choi Minho
Onew as Lee Jin Ki (Onew)
Hwang Jihye (fiction) as Onew & Taemin’s Mother
Lee Minhyuk (fiction) as Onew & Taemin’s Father
Cha Hyo Rin (fiction) as Onew’s Girlfriend
Basketball players (fiction) : Dong Hwangjun, Alexander
Chang, Jojo (Jo Jomin/Cho Jomin))
Choi Jin Ah (fiction)
Lee Taerin’s ghost (fiction)
Foreword : My 2nd Fanfict finally ! ^^
Happy Reading ~
***
Para yeoja menjerit histeris ketika Choi Minho
memasukkan bola ke ring dengan lompatan
‘maut’-nya, anggota timnya bertepuk tangan dengan bangga dan menepuk
punggungnya bergantian ketika kapten mereka itu berjalan ke kerumunan. Setelah
beberapa peserta yang ia lihat kemampuannya, Minho melempar bolanya sendiri
kepada Taemin yang tampak agak terkejut. Minho melempar senyum menyemangati
pada Taemin dan mengangguk ketika namja yang 5 bulan lebih muda darinya itu
melempar pandang penuh harap padanya
“dia bagus ?” tanya Hwangjun, salah satu senjata terbaik tim
sekolah, meski ia bukan idola para yeoja seperti Minho, tapi tidak ada yang
meragukan kemampuannya. Minho mengangguk mantap, ia tersenyum puas ketika
Taemin berhasil memanfaatkan 5 kesempatan memasukkan bolanya dengan sangat
sukses
Seleksi terakhir adalah sepulang sekolah nanti, dan akan
diumumkan sebulan sebelum pertandingan antar sekolah. Dan pertandingan itu
adalah dua bulan lagi. Taemin memandang banyak peserta setelahnya dengan
was-was, tampaknya mereka sangat mahir dengan berbagai pose. Sayangnya raut
wajah Hwangjun, Minho, Alexander dan Jojo tampak kurang senang ketika para
peserta yang berhasil itu mendekati para yeoja untuk menyombongkan diri. Dan
Taemin sangat bersyukur mereka mencoret beberapa namja itu, hal yang sepertinya
tidak mereka lakukan pada dirinya
Tim basket Seoul Youngshin Senior High adalah salah satu tim
basket semi-profesional terbaik di KorSel. Biasanya mereka tidak hanya
bertanding untuk sekolah, tapi juga untuk berbagai sponsor mereka, dan
kesempatan itu jelas tidak akan dibuang sia-sia
“Taemin-aa, jalhaesso !” seru Minho senang ketika namja itu
mengejar Taemin dan berjalan kembali ke kelas bersamanya. Taemin tersenyum ragu
padanya, tapi Minho hanya mengacak rambut Taemin dan duduk di kursinya,
disamping Taemin
Choi Min Ho adalah sobat Taemin sejak ia masuk SMA, ia adalah
namja yang sangat tampan, terkenal, dan juga dikenal sebagai salah satu playboy
paling brengsek sejak kelas 1. Taemin sebenarnya sudah populer sebagai ‘Prince Of Dancing’ sekolah, tapi ia
tampaknya ingin mencoba bidang Minho, basket
“aku tidak yakin akan masuk, Jojo tidak kelihatan puas” gumam
Taemin sambil memukul-mukul kepalanya dengan buku tulis di tangannya. Minho
tertawa renyah sambil memainkan I-phonenya, Taemin menoleh padanya dan
menggembungkan pipi kesal “tertawa saja terus !”
“jangan begitu, kau kan tidak kenal Jojo”
“aku ragu”
“kan ada aku”
“arraso”
Minho tersenyum memandang I-phonenya, rasanya damai tidak ada
yeoja yang merecokinya di handphone itu. biasanya, benda berkilauan itu akan
ramai dengan berbagai pesan dari yeoja-yeoja iseng yang di depan menyebutnya
brengsek, tapi di belakang mengiriminya surat cinta, ia benci sekali pada
mereka
Taemin melirik Minho dengan ujung matanya, ia paham betul
sobatnya itu tidak lagi ingin punya yeojachingu. Setelah putus dari yeoja ke
20-nya sejak masuk SMA, Minho tampaknya agak kekurangan ketertarikan pada yeoja
manapun di sekolah
“kalau kau punya kembaran yang cantik, kenalkan padaku
Taem-ah !” seru Minho sambil melompat berdiri dan menangkap bola yang dilempar
Alex padanya. Taemin mengangkat bahu dan menatap namja itu pergi
“seharusnya aku memang punya..”
***
Taemin membuka matanya pelan, matanya terasa berat, kepalanya
seperti habis dipukul dengan benda keras. Ia mendudukkan diri dan menggosok
matanya, menatap sekeliling kamarnya, sepi, tidak ada tanda-tanda hyungnya
berada disana. Biasanya pagi-pagi begini, hyungnya itu akan membawakan makanan
atau sarapan. Ia menyibakkan selimut dan baru ingat bahwa ini hari minggu, dan
di hari minggu, hyungnya pasti bangun agak siang
Ia
berjalan ke kamar mandi, ia merasa agak lebih pendek dari biasanya. Hatinya
menertawakan gagasan itu. taemin menggeleng-geleng karena heran dengan
pikirannya sendiri, ia menyeringai dan menatap bayangannya di kaca, tapi
senyumnya luntur ketika ia menatap bayangan wajahnya di cermin, mengamati tiap
senti wajah dan lekuk tubuhnya. Rambutnya kini sepanjang bahu, tubuhnya lebih
langsing dan sedikit lebih pendek, ia punya buah dada dan wajahnya lebih halus.
Ia menjadi seorang yeoja ! Taemin tertawa keras akan gagasan ini, tapi suara
tawanya.. berbeda. Ia kembali menatap cermin dan mengamati tubuhnya,
berputar-putar di depan cermin besar itu. ia masih dibalut piyama Lee Taemin,
tapi kenapa ia jadi seperti ini ?
Taemin mengangkat lengan baju itu hingga ke bahu, kemana
semua otot tangannya ?! kenapa tangannya begitu halus ? ia mengangkat
celananya, meraba kakinya, tidak ada bulu. Hanya bulu halus di kaki putihnya
yang mulus itu. tapi ia masih memiliki tanda lahirnya di kaki. Taemin menampar
wajahnya, mencubit tangannya keras, dan mengambil pisau cukur yang ada di
dekatnya, menggores ujung jarinya. Perih dan berdarah, ia tidak bermimpi..
“ONEW HYUNG~~!!” jeritnya panik, kenapa suaranya cempreng dan
halus ? kemana suara beratnya yang manly ?
Onew berlari tergopoh-gopoh ke kamar mandi, ia masih
menggunakan celemek hijau bergambar anak ayam di tengahnya. Mata sipitnya
membelalak lebar menatap yeoja yang berdiri di depannya
“kau baru saja memanggilku ‘hyung’ ? dan siapa kau ? pacarnya
Taemin ? sejak kapan disini ? dimana Taemin ? kenapa tidak bilang kalau kau
disini ? kenapa pakai piyama Taemin ?” tanya Onew cepat dan beruntun, Taemin
membungkam mulut Onew dengan tangannya, ia merasa Onew sedikit menengang ketika
ia membungkamnya, Taemin langsung melepaskannya
“aku Lee Taemin, hyung.. dongshaengmu satu-satunya !” jerit
Taemin frustasi, Onew terdiam sejenak. Mengamati Taemin dari ujung kaki hingga
ujung kepala, mata sipitnya terbuka lebar melihat Taemin dalam balutan piyama
yang kini terlihat terlalu besar untuknya
“kyahahahahaha~!” Onew tertawa keras sambil memegangi
perutnya yang kaku karena terlalu banyak tertawa. Taemin menatapnya putus asa,
Onew berhenti tertawa ketika Taemin menatapnya dengan tatapan seperti itu. ia kenal
betul tatapan itu, cara yeoja itu menatapnya, sama persis seperti Taemin
“kau.. mirip Taemin” gumamnya sambil mengelus pipi yeoja itu,
Taemin menyingkirkan tangan Onew dan menatapnya tajam, memegangi kedua bahunya
yang bidang
“aku Lee Taemin T-A-E-M-I-N ! aku tidak mirip dengannya ! aku
memang dia ! percaya padaku !” bentak Taemin luar biasa kesal. Ribuan
pertanyaan muncul di kepalanya, dan Onew tidak membuatnya lebih baik
“bagaimana bisa aku percaya jika tiba-tiba ada yeoja yang
memakai piyama adikku, berada di kamarnya, dan mengaku bahwa dia adalah adikku
?!” balas Onew agak ketakutan, yeoja itu tampaknya teguh sekali pada
pendiriannya. Ia merasa bahwa yeoja itu benar-benar Taemin dalam versi berbeda,
tapi akal sehatnya menolak untuk mengakui itu
“menurutmu bagaimana kalau aku terbangun dan menatap diriku
di cermin, dan aku sudah berada di tubuh ini. Dan hyungku sendiri tidak mau
percaya padaku ? kau pikir aku percaya pada awalnya ?!” kesal Taemin sambil
berjalan keluar, ia mengikat rambut panjangnya tinggi-tinggi dan duduk di depan
meja rias, menutup wajahnya dengan tangan
Ia sedih, syok, tidak mengerti, dan kesal, ia tidak tahu apa
yang harus dilakukan untuk membuat hyungnya percaya, dan ia tidak tahu
bagaimana ia harus menghadapi dunia sebagai seorang yeoja. Taemin bisa
merasakan cairan hangat meluncur turun dari matanya, ia menangis. Menangis ?
kenapa ia menangis ? kenapa Lee Taemin jadi cengeng ?!
“ya~ jangan menangis, aku tidak tahan melihat yeoja
menangis..” bisik Onew lembut sambil menyingkirkan tangan Taemin dari wajahnya,
tersenyum dan menghapus air matanya “aku percaya ini kau, aku percaya..
sudahlah, jangan menangis” hibur Onew tenang, ia agak terkejut pada sikapnya
sendiri. Sepertinya menyenangkan juga punya adik perempuan
“apa yang harus aku lakukan ?” tanya Taemin di sela-sela
sesenggukannya, ia mengusap air matanya, merasa aneh dengan wajahnya. Ia benci
wajahnya yang sekarang, tapi ia sadar ia cukup cantik untuk ukuran seorang yeoja
“kita perlu mengurusi banyak hal, aku akan bilang bahwa kau
sedang ke luar negeri bersama appa dan umma. Dan kau akan memperkenalkan dirimu
sebagai Lee.. Taerin. Kau bisa pakai surat pindahku dari Kanada, hanya perlu
rekayasa sedikit..” jelas Onew bersemangat, Taemin agak ngeri menyadari
semangat hyungnya itu
“Lee Taerin ?”
“kembaranmu yang meninggal saat usianya baru seminggu. Bilang
saja selama ini kau bersama appa dan umma, sekarang kita akan menukar kalian,
sedikit mendadak. Tapi pikirkan cerita apapun yang ada di otakmu” jawab Onew
cepat, ia mengerling foto bayi Taemin bersama seorang bayi perempuan yang
sangat mirip dengannya
“arraso.. tapi hyung—”
“oppa”
“tidak mau ! aku mau panggil kau hyung !”
“baik, hehe. Apa ?”
“aku tidak tahu bagaimana caranya berdandan sebagai yeoja..”
gumam Taemin lemas, hal yang paling ia takutkan adalah, bagaimana caranya
menjadi yeoja ?
“eum, aku akan panggil yeojachinguku” Onew beranjak dari
tempat duduknya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, berpikir
keras
“tapi—”
“kau kan Lee Taerin” potong Onew santai, Taemin
mengangguk-angguk mengerti. Taemin berdiri dan membuka lemari, ia segera
mengganti bajunya dengan hem putih yang agak lebih kecil, ia baru sadar bahwa
Onew mengamatinya ketika ia membuka baju
“MWOYA ?!”
“hehehe.. kau seksi sekali. Taem-ah, kau benar-benar sangat
cantik !!” Onew mengedipkan mata pada dongshaengnya yang syok
“ONEW HYUNG !!”
“wae ? aku kan juga namja. Oya, shaengie, tunjukan padaku
kapan-kapan !” seru Onew sambil menatap Taemin dari ujung kaki ke ujung kepala,
menelan ludah
“apa ?”
“itu” Onew menunjuk dada Taemin, yang otomatis langsung
menyilangkan tangan di depan dadanya dan menjerit sejadi-jadinya
“keluar dari kamarku ! hyung bejat ! dasar namja mesum !”
jerit Taemin sambil melempar bantalnya pada Onew dan memukuli hyungnya itu.
onew bersembunyi di balik pintu, dan ketika Taemin memunggunginya, ia membuka
pintu sedikit
“kau tahu Taemin ? aku naksir kau” godanya lagi, Onew berlari
menuruni tangga sambil tertawa puas
“LEE JIN KI ~~!”
***
“aah.. jadi kau Lee Taerin ? kau mirip sekali dengan Taemin..
aku tidak tahu Taemin punya kembaran..” gumam Hyorin santai, ia memutar tubuh
Taemin dan mengamati lekuk tubuhnya. Onew mengamati yeojachingunya, sepertinya
membandingkannya dengan Taemin “kau pasti berolahraga” gumamnya memuji, Taemin
mengangkat alisnya tinggi, Onew memberinya isyarat untuk tersenyum karena itu
adalah pujian, Taemin melotot pada Onew. tapi Hyorin tampaknya sedang tidak
memperhatikan mereka berdua
“kamsahae noo— unni. Unni juga, sangat cantik” gugup Taemin,
ia hampir saja memanggilnya noona. Onew mengelus dada karena jantungnya ikut
berdetak kencang, mereka berdua bertukar pandang dengan was-was
“Taemin mendadak sekali pergi, bahkan Onew tidak
memberitahuku—acha ! kau bisa coba ini, mungkin muat..” Hyorin memantaskan
sebuah blus sederhana berwarna putih dan mini
skirt lace berwarna pink suram. Taemin menatap pakaian itu ngeri, rok satin
yang berlapis itu sangat pendek
Ia berjalan ke kamar untuk ganti baju, Hyorin mengikutinya,
melihatnya membuka pakaiannya. Taemin merasa sangat risi, ia ganti baju di
depan seorang yeoja, yeojachingu hyungnya pula..
“tidak apa-apa, ganti saja. Nanti kita akan beli baju yang
lebih cocok, Onew bilang kau tidak membawa banyak baju untuk di pakai di daerah
hangat seperti disini” Hyorin tersenyum ketika Taemin terlihat agak ragu untuk
membuka pakaiannya, yeoja itu mendekat dan membantunya memakai pakaian. Ia
merasa bulu kuduknya berdiri, di seluruh tubuhnya
“mianhae, aku agak gugup dengan orang asing. Dan, yah, kami
tinggal di Kanada, disana dingin” jelas Taemin sekenanya, Hyorin mengangguk,
jawaban itu sepertinya cukup masuk akal. Dan Taemin sangat bersyukur Onew tidak
bercerita orang tua mereka ada di belahan dunia mana
“arraso, kau cantik sekali.. tinggal sedikit memoles wajahmu”
celetuk Hyorin dengan nada puas, ia mendudukkan Taemin di depan meja rias dan
memoleskan bedak tipis ke wajahnya yang sudah putih, serta mengoleskan lipgloss merah muda ke bibir Taemin,
tersenyum melihat hasilnya
“kamsahae unni..” gumam Taemin ragu, ia tidak ingin berterima
kasih karena sudah didandani. Ia ingin bunuh diri jika teman-temannya tahu ia
didandani seperti ini, apa kata dunia kalau Lee Taemin jalan-jalan dengan mini-skirt ?
Hyorin berjalan keluar kamar, Taemin mengikutinya. Bersyukur
yeoja itu tidak bertanya apa dia tidak punya kamar disini sehingga ia pakai
kamar Taemin. Karena kamar itu benar-benar seperti kapal Titanic
“oh, yeppuda.. uri dongshaengi Taem—Rin-aa !” Taemin melirik
Onew tajam ketika namja itu hampir mengatakan ‘Taemin’. Hyorin menatap Onew
dengan alis terangkat, ia tampaknya memperhatikan perkataan Onew
“ehehehe.. aku sering salah menyebut mereka. Dan aku rindu
Taemin..” tangkis Onew, Hyorin mengangguk-angguk meski tampak agak heran dengan
tingkah namjachingunya yang sedikit ‘berbeda’ “jadi, kita akan belanja ?”
tambah Onew memecah suasana yang membuat salah tingkah itu. hyorin segera
menggandeng tangan Onew dan mereka berjalan mendahului Taemin
Mereka memasuki sebuah toko bertuliskan ‘Girl’s All’ besar berwarna pink di depannya. Sekali lihat, Taemin
langsung tahu bahwa itu adalah toko yang sering dibicarakan para yeoja di
kelasnya. Mereka bertiga masuk ke toko itu, cukup banyak namja disana, waiter, namjachingu yang menemani
yeoja-nya, maupun namja yang berdandan seperti yeoja. Mendadak ia merasa
seperti banci
“Taerin-aa, kau bisa pilih apa yang kau suka. Aku akan
menemani Hyo—”
“oppa ! aku tidak tahu seperti apa style disini, biar Hyo unni menemaniku” potong Taemin cepat, Hyorin
mengangguk dan melepaskan gandengannya dari tangan Onew, menarik tangan Taemin
ke bagian baju-baju yang menurut para yeoja, mungkin, bagus. Tapi di mata
Taemin, baju-baju itu sangat memalukan
“kau pintar sekali” bisik Onew sambil lalu di belakang
Taemin, ia mengedip pada Onew dan tersenyum lebar. Hyorin memilihkan beberapa
potong baju yang katanya, bagus. Tapi Taemin setuju dengan perkataan Onew bahwa
Hyorin memiliki selera fashion yang
bagus
***
“anyeonghaseyo, Lee Taerin imnida. Aku pindahan dari Kanada,
aku saudara kembar Lee Taemin, semacam penggantinya disini.. yah..
Bangapseumnida” Taemin membungkuk dalam pada teman-temannya, rasanya
benar-benar aneh, mengaku orang lain pada teman-temannya. Minho menatapnya
dengan tatapan agak aneh, ingin rasanya berteriak padanya bahwa ia adalah Lee
Taemin. Tapi mana mungkin ia percaya ? bahkan Onew hyung-nya saja tidak
percaya..
Taemin ingin sekali duduk di samping Minho, seperti biasa.
Tapi rasanya akan aneh jika ia harus duduk di samping namja, ia kan anak baru.
Akhirnya Taemin memutuskan untuk duduk di satu-satunya kursi kosong, disamping
Choi Jin Ah, yeoja cantik yang memiliki banyak namja simpanan, dia adalah yeoja
yang paling ia hindari, ia takut suka pada yeoja itu. tapi sekarang ia yeoja..
“anyeong Taerin-ah ! kemari” sapa Jina dengan senyum lebar,
Taemin membalas senyumnya dengan gugup “tidak apa.. jangan seperti kembaranmu,
dia tidak berani mendekatiku. Haha~” Taemin hanya mengangguk-angguk dan
membatin ‘terserah’. Ia memegangi rok pendeknya ketika duduk, rok itu hampir 20
senti di atas lututnya, bagaimana yeoja bisa betah memakai rok sependek ini ?!
“oh ya ? jadi.. kembaranku mengenalmu ?” tanya Taemin gugup,
ia bertanya pada seorang yeoja, tentang dirinya sendiri. Ia merasa seperti
orang aneh
“ne, begitulah. Dia bilang dia takut suka padaku.. hahaha~
pengecut sekali” ejek Jina santai, ia membuka buku pelajaran matematikanya.
Taemin mengangguk-angguk kecil, kesal dibilang pengecut, tapi tidak mungkin
mendamprat yeoja itu
“dia bukan pengecut !” Taemin membentak dalam bisikan, Jina
tampak agak terperanjat. Tapi Taemin segera memalingkan pandangannya ke papan
tulis, dimana Yong seonsaengnim sedang menuliskan beberapa teori eksak lanjutan
“galak juga kau.. kenapa ? lagi datang bulan ya ? hihihi..”
goda Jina sambil mencolek dagu Taemin. Taemin merinding ketika tangan yeoja itu
menyentuhnya, dia dibilang apa barusan ? datang bulan ? Demi Tuhan..
“ani, apa yang kau bicarakan ?” kesal Taemin, masih dalam
suara pelan. Ia menggembungkan pipi dan menulis beberapa teori yang dijabarkan
Yong seonsaengnim di depan sana
“wae ? kan biasanya begitu.. memang kenapa ? kau tidak biasa
membicarakan masalah yeoja ?” tanya Jina tenang, ia ikut menulis beberapa teori
itu, tapi tampaknya ia tidak begitu memperhatikan penjelasan Yong Junsu di
depan sana
“eum.. itu.. hanya, semua saudaraku kan namja.. jadi aku
tidak begitu.. yah, kau tahu” jawab Taemin gelagapan. Ingin rasanya ia
membentak yeoja itu, ‘aku kan namja ! mana mungkin bicara masalah begituan ?!’
tapi kemudian ia ingat bahwa ia adalah seorang yeoja cantik yang menjadi pusat
perhatian seluruh namja di kelas sekarang
“Taerin-ah ! hey ! kau mau kencan denganku nanti malam ?”
seorang namja di belakang menepuk pundak Taemin. Bolpen yang dipegangnya hampir
terlempar
‘kencan ? ia baru saja di ajak kencan oleh seorang NAMJA !
SIALAN ! AKU BUKAN GAY !!’ jerit Taemin dalam hati
“ehh.. aku—” gagap Taemin salah tingkah, Tuhan, ia tidak tahu
harus berkata apa..
“jangan seperti itu, hormati yeoja sedikit” tegur sebuah
suara, ia menoleh dan seorang namja berwajah manis dan sangat berkharisma itu
tersenyum padanya. Jantungnya berdetak lebih kencang ketika namja itu
tersenyum, ia terkesima
‘apa ?! sedetik lalu aku merasa gay, kenapa sekarang aku suka
pada Choi Minho ? sahabtku sendiri ? sialan !!’ Taemin segera berbalik dan
menghadap bukunya lagi, tatapannya kosong. Tak lama, bel istirahat pertama
berbunyi, tampaknya ia cukup lama kelewatan pelajaran Mr. Yong. Gara-gara
diajak kencan sih..
***
Jam sudah menunjukkan hampir pukul 9, tapi Taemin masih
bergelung di balik selimutnya, memegangi perutnya yang sakit. Hyorin
menemaninya sejak tadi, melarang Onew masuk dan mengganggunya. Taemin mencoba
memejamkan matanya, kepalanya berat, tapi ia tidak bisa tidur
Hyorin beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kamar
Taemin setelah menggumamkan sesuatu tentang handphone-nya yang ketinggalan
diluar. Taemin mengangguk dan merapatkan selimutnya, ia sama sekali tidak ada
niat untuk sekolah
“kenapa sih dia ? menyebalkan sekali sejak pagi, kerjaannya
memarahiku..” gerutu Onew yang sedang menekuni sarapannya. Hyorin melempar
senyum simpul dan mengecek handphone pink di tangannya, membalas beberapa pesan
yang masuk
“aniyo, dia hanya sedang datang bulan” gumam Hyorin tidak
jelas karena ia masih asik dengan handphonenya. Onew tersedak potongan besar omelette yang digigitnya, barusan yeoja
itu bilang apa ?
“datang bulan ?” ulang Onew tidak percaya, adik laki-lakinya
? Lee Taemin ? demi Tuhan..
“iya, memang kenapa ? itu wajar kan ?” Hyorin mengangkat alis
melihat sikap aneh Onew, namja itu mengangguk dan kembali menekuni makanannya
“setelah kau yang galak padaku, sekarang aku harus menghadapi
di ketusi oleh Taerin juga ? jadi yeoja itu susah ya ?” ejek Onew geli, Hyorin
melempar bantal sofa kecil ke belakang kepala Onew. Namja itu hanya terkikik
melihat yeojachingunya dan melemparinya dengan ‘kiss-bye’. Hyorin memeletkan lidahnya kesal, ia kembali berjalan
masuk ke kamar Taemin sambil membawa handphonenya
“apa kau selalu begini tiap bulan ?” tanya Hyorin sambil
menutup pintu kamar Taemin dan mengecek make-upnya di kaca. Taemin menyibakkan
selimutnya sedikit, memperlihatkan kepalanya dan berpikir. Ini pertama kalinya
ia begini, harus jawab apa ?!
“eumm.. begitulah, biasanya ada umma yang menemaniku” jawab
Taemin akhirnya, ia mengelus dada dan menghembuskan napas diam-diam ketika
Hyorin mengangguk-angguk mengerti “aku benar-benar gila” gumamnya pada dirinya
sendiri. Taemin mendudukkan dirinya dengan selimut yang menutupi dari perutnya,
ia merintih sedikit ketika ia merubah posisi. Perutnya terasa kaku, ia benci
jadi yeoja
“apa bisa lebih parah ?” tanya Taemin sambil memegangi
perutnya dan melempar lirikkan tajam pada Onew yang nekat masuk ke kamarnya.
Hyorin menoleh pada Taemin setelah ia selesai memukuli Onew yang tetap nekat
duduk di sebelah Taemin
“kau belum pernah dengar ? ada yang sampai pingsan” jawab
Hyorin santai, Onew dan Taemin bertukar pandang syok
“aku benci jadi yeoja”
***
Taemin mendudukkan dirinya di bangku yang kosong di meja yang
kosong, ia sendirian. Ia sangat ingin sendirian saat ini, tapi namja-namja
sialan itu terus menatapnya sambil berbisik-bisik, mereka tidak bisa
mengalihkan pandangan dari dadanya, yang kata teman-teman yeoja-nya, dadanya
besar, Taemin menjerit-jerit dalam hati mendengarnya kendati itu sebuah pujian.
Taemin membenarkan posisi duduknya dan merapatkan rompinya ke depan dada.
Menghindari tatapan mesum namja-namja buas itu
“ini, pakai ini” seorang namja menyerahkan semacam kardigan
berwarna putih padanya. Taemin menerimanya dan tersenyum, ia mendongak untuk
berterima kasih. Dan ternyata namja yang berdiri disana adalah Choi Minho. bulu
kuduk Taemin berdiri, apalagi ketika namja itu meminta ijin untuk duduk
dengannya
“ah, kau pasti Choi Minho yang itu.. Taemin sering cerita
tentangmu” sambut Taemin riang, ia mengatakan apapun yang terlintas di
kepalanya. Karena ia tidak bisa berpikir jika menatap wajah Minho “terima kasih
soal yang dulu, aku tidak menyangka kau akan membelaku. Kukira kau sama dengan
mereka”
“jujur saja, aku tidak biasanya menghormati yeoja sebesar itu.
Aku namja brengsek, tapi kau.. berbeda..” gumam Minho sambil berusaha memandang
Taemin yang terus menghindari tatapannya. Minho mulai memakan ramennya, tapi
tidak mengalihkan pandanganya dari Taemin
“begitu..” gumam Taemin tidak jelas. Minho menunduk untuk
memakan ramennnya, meski tiap selesai menyuap ia akan menatap Taemin
Mata Taemin kini tidak bisa lepas dari wajah tampan Minho,
namja itu menggoda sekali. Taemin mengamatinya ketika makan, tatapannya
berhenti di bibirnya, membayangkan namja itu menciumnya, menikmati bibirnya,
hangat dan manis, juga memeluk tubuh tinggi itu..
“Taerin-aa ?” panggilan Minho membuatnya tersadar, tangannya
sudah memegang pinggir bibir Minho. Ia baru saja membersihkan sisa mie di wajah
namja itu dengan tisu. Jantung Taemin berdetak benar-benar lebih kencang, baru
2 hari ia jadi yeoja, dan ia sudah jatuh cinta pada seorang namja
‘Ya Tuhan, ini sungguh gay !’ jerit Taemin dalam hati, ia
frustasi karena tidak dapat mengontrol perasaannya sendiri. Ia benar-benar
merasa nyaman dan tenang di samping namja itu, ia merasa namja itu bisa
melindunginya, menjaganya, ia sungguh ingin memegang tangan Minho..
“ah, ne ? mianhae.. tadi ada sedikit..” gumam Taemin
sekenanya, Minho mengangguk paham dan tersenyum. Choi Min Ho tersenyum padanya
! Mr. Killer Smile tersenyum padanya !! ingin rasanya ia bersorak dan
mengatakan pada dunia bahwa sang bintang sekolah baru saja tersenyum hangat
langsung padanya
“gwaenchana, gomawo.. eeh, Taerin-aa.. kau mau.. mungkin—”
Minho tidak menyelesaikan kata-katanya karena bel masuk berdering nyaring.
Tangan Minho yang nyaris saja menyentuh tangan putih Taemin, ditarik kembali.
Ia tampak agak salah tingkah, dan entah kenapa, hal itu membuat Taemin merasa
sejuk
“kita harus kembali ke kelas” potong taemin cepat, ia
memiliki perasaan bahwa namja itu mungkin akan mengajaknya jalan-jalan, dilihat
dari ekspresinya yang sangat kecewa ketika Taemin berdiri untuk kembali ke
kelas. Melihat namja itu mengangguk dengan kecewa membuatnya sedih, meski di
sisi lain ia bersyukur, tidak ada namja lain yang mengajaknya kencan lagi..
***
Taemin memandangi dirinya di cermin, beberapa foto dirinya
dalam versi namja terpajang di meja rias itu. jujur saja, ia memang merasa agak
aneh memandang foto itu, seakan merasa dirinya dilecehkan
Dengan kesal, Taemin menghapus make-upnya, ia baru saja
pulang sekolah. Aktivitas barunya ini terkadang membuatnya berpikir, apa ia
akan selamanya begini ? ia sama sekali tidak bisa membayangkannya, menjadi
yeoja selamanya. Saat pelajaran olahraga tadi saja, ketika teman-teman yeojanya
ganti baju di ruang ganti setelah selesai pelajaran, ia merasa jantungnya
berdegup liar. Yeoja-yeoja itu membuka baju dengan bebas di depannya, ia begitu
takut dan gugup, tapi tidak seperti namja, ia sama sekali tidak nafsu pada
teman-teman yeojanya
Pikirannya melayang jauh lagi, satu sisi dirinya adalah
namja, tapi sisi lain, dia adalah Lee Taerin. Apa Taerin akan marah jika ia
menggunakan tubuhnya ? taemin memandang sekeliling, tidak ada siapa-siapa, ia
memandang kaca dan menguncir rambutnya kebelakang, menyisakan poni. Ia beranjak
dari tempat duduknya dan hampir menjerit ketika seorang yeoja yang sangat mirip
dirinya sedang duduk di tempat tidurnya, melambai santai padanya
Taemin berusaha mempertahankan diri untuk tidak menjerit,
yeoja itu tidak begitu mengerikan. Ia sama saja dengan dirinya, hanya dengan
bagian hitam mata yang agak pudar, sosok yang kabur di liputi kabut dan
tubuhnya tidak menapak
“noo-noona ?”
“anyeong Taem-ah, masih
ingat aku ?”
Sebuah suara bergema di kamarnya, seakan dipantulkan
dinding-dinding yang mengelilinginya. Taemin merinding, bergidik hebat
mendengar suara itu, ia memegangi belakang lehernya dan mendudukkan diri di
kursi kecil tempatnya tadi duduk. Pikirannya melaju dengan cepat, ia ingat, ia
pernah bertemu Taerin sebelumnya, saat ia masih kecil.. saat ia koma..
“apa yang— kenapa kau disini ?” tanya Taemin hati-hati,
bagaimanapun juga, ia tidak ingin menyinggung perasaan hantu, sekalipun hantu
itu kakaknya. Taerin mendekatinya dengan senyum yang tidak mirip Taemin, tapi
bisa dibilang, seperti Onew
“mengunjungi dongshaeng
kecilku yang manis” jawab Taerin santai, ia berjongkok di depan Taemin,
tersenyum usil padanya. Taemin bisa merasakan keringat dingin turun di dahinya,
menatap Taerin membuat darahnya bergejolak
“kau hanya lebih tua 5 menit dariku” sanggah Taemin geli, ia
menghindari tatapan Taerin, tapi tersenyum padanya, meski seakan mengarahkan
senyum itu pada tembok
“kau suka namja itu ?”
“entahlah, kurasa dia hanya akan menyakitiku”
“cobalah kenalan
dengannya, kenal dia lebih dekat”
“dia sahabatku, aku kenal dia”
“tidak sebagai seorang
yeoja ke namja”
“arraso.. tahu apa kau ? punya pacar saja tidak !” ejek
Taemin sambil melempar tatapannya ke tembok ketika Taerin berdiri dan berusaha
memegang pipinya
“dasar nakal ! aku
punya banyak kenalan disana” Taerin menunjuk atas dan Taemin tertawa kecil,
meski tawanya bergetar. Taerin memegang pipi Taemin, yang memekik pelan karena
pipinya seakan di beri es
“siapa ? Albert Einstein ?” Taerin mendorong tubuh Taemin,
dengan tangan yang tidak menyentuh dada Taemin. Tapi dongshaengnya itu hampir
jatuh kebelakang, kepalanya membentur pinggir meja. Taemin mengaduh pelan dan
memegangi belakang kepalanya, ia bisa merasakan benturan keras itu, rasanya
pusing. Taerin memegangi belakang kepalanya juga
“aku tahu itu sakit,
mian.. hehe” Taerin menggosok belakang kepalanya seperti Taemin “selain Einstein, aku juga kenal umma
Minho..”
“jin—”
“Taemin-ah ? kau bicara dengan siapa ?” tanya Onew sambil
membuka pintu kamar Taemin. Dalam satu kedipan, Taerin sudah hilang ketika
Taemin mencarinya lagi. Onew memandang ke arah yang sama seperti Taemin
“Taerin ya ? maaf mengganggu, tapi makan siangmu sudah siap”
ajak Onew sambil membukakan pintu lebar-lebar untuk Taemin. Sekilas, Taemin
mengamati senyum Onew, sadar bahwa senyum itu benar-benar mengingatkannya pada
Taerin “dia juga suka mengunjungiku” kata Onew ketika Taemin melewatinya,
senyum merekah di wajah cantiknya, dan ia meneruskan berjalan
Onew tersenyum pada kata-katanya sendiri, ia tidak pernah
kehilangan Taerin..
***
Preview next part (if you want me to
continue^^) :
***
“MWO ?! KAU SUKA PADA CHOI MINHO ?” bentak Onew pada adiknya
“suka pada seseorang, itu normal” tegur Hyorin
“tapi dia suka pada namja !”
“tentu saja !”
---
“kau manis jika marah” Minho mengecup bibirku sekilas, aku
sangat terkejut
“mianhae, aku hanya berharap bahwa akan ada lowongan untukku,
untuk menjadi namjachingumu” Minho berdiri, menatap punggung namja itu menjauh
hingga ditelan kegelapan.
---
appa, umma, kumohon, bisakah kalian merubahnya menjadi lelaki
lagi ?” mohon Onew, sekali lagi ia melirik jam.. Taemin masih belum pulang, Ia
berubah, sejak menjadi yeoja.. menjadi nakal..
“aku tidak mau menjadi Lee Taemin”
---
“AKU TIDAK BERHARGA KAN DIBANDING YEOJACHINGUMU YANG CANTIK
ITU ?!”
“KAU JUGA SELALU MEREMEHKANKU ! KAU TIDAK PEDULI PADAKU ! demi
Choi Minho-mu yang berharga ?!”
***